diri yang bimbang
Pertemuan itu mengapa membuatku kembali mengingatmu? padahal aku sudah bersih keras melupakan semua tentangmu.
Aku sadar, aku hanya sebagai tempat bersinggah. Tak sepantasnya aku menaruh harapan lebih padamu.
Tapi tatapan teduh itu membuat aku kembali bersemangat, apakah ini salah? lalu apa yang harus aku lakukan?
Sejujurnya aku begitu merindukan senyuman itu. Di sisi lain, aku bukan tujuanmu. Memalukan sekali memang, untuk kesekian kali aku bertaruh dengan cinta dalam diam.
Mengapa perempuan hanya bisa memendam rasa? sedangkan pria, mereka begitu leluasa dalam memilih dan mengungkapkan sebuah rasa?
Komentar
Posting Komentar